Harga saham
sejumlah emiten yang secara fundamental terpuruk, paling tidak hingga September
2011, naik pesat pada minggu ke-2 Februari 2012.
Periode 3-10
Februari 2012 saham PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) tercatat sebagai Emiten
Terbaik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kembali diperdagangkan pada 8 Februari
2012setelah sekian lama disuspen, harga saham perusahaan taksi di Surabaya,
Jawa Timur itu, ditutup naik jadi Rp103 per saham pada hari terakhir
perdagangan minggu ke-2 bulan ini,
Jumat, 10 Februari 2012, meningkat 106% dari Rp 50 per saham pada 3
Februari 2012.
Kinerja fundamental
ZBRA, hingga September 2011, sebenarnya masih buruk. Dengan pendapatan bersih
Rp15,06 miliar (turun 14,5% dari September 2010 Rp17,617 miliar), ZBRA
menderita rugi usaha Rp6,343 miliar, meningkat dari Rp4,606 miliar. Rugi bersih
emiten beraset Rp56.727 miliar itu per September 2011 mencapai Rp9,215 miliar
(Rp14,06 per saham).
Emiten terbaik ke-2
ditempati oleh PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI). Sempat dihentikan
sementara perdagangannya, harga PGLI ditutup pada Rp197 per saham pada 10
Februari 2012, naik 93,14% dari sepekan sebelumnya dan meningkat 294% dari
harga penutupan akhir tahun 2011 sebesar Rp50 per saham.
Entah apa di balik
pertumbuhan harga PGLI yang sangat fantastis itu. Per September 2011 emiten
tersebut hanya membukukan pendapatan Rp10,276 miliar, turun 4% dari periode
yang sama tahun sebelumnya. Walau turun, PGLI masih cetak laba bersih Rp72,797
juta (Rp0,14 per saham), anjlok 88% dari Rp615,271 juta (Rp1,26 per saham) pada
September 2010. Dengan laba sebesar itu, maka rasio harga saham terhadap laba
bersih atau price to earning ratio (PER) PGLI – luar biasa tinggi – 1407 kali.
PT Hotel Sahid Jaya
International Tbk (SHID) berada di peringkat ke-3. Jumat, 10 Februari 2012,
harga SHID ditutup pada Rp 495 per saham, naik 30,26% dari harga penutupan 3
Februrai 2012 Rp 380 per saham dan 22,22% dari harga penutupan akhir tahun 2011
sebesar Rp405 per saham.
Kinerja fundamental
SHID tak lebih bagus dibandingkan ZBRA dan PGLI. Emiten pengelola sejumlah
hotel itu menderita rugi usaha Rp6,341 miliar per September 2011 dari laba
usaha Rp2,350 miliar per September 2010. Peningkatan pendapatan usaha 16,7%
perusahaan tersebut dari Rp84,513 miliar menjadi Rp98,701 miliar tak dapat
menutup beban usaha yang meningkat lebih pesat, 35,8%.
SHID memang masih
cetak laba bersih Rp3,978 miliar (Rp3,46 per saham) dari Rp13,431 miliar
(Rp11,91 per saham), tapi seluruh dari kegiatan non operasional.
Peringkat emiten
terbaik ke-4 minggu lalu ditempati PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI). Harga
sahamnya naik 28,33% jadi Rp385 dari sebelumnya Rp300 per saham. Dari harga
penutupan akhir tahun 2011 sebesar Rp275 per saham, harga ASBI telah meningkat
40%.
Pendapatan premi
bersih ASBI mencapai Rp65,162 miliar per
September 2011, tumbuh 35,8% dari Rp47,983 miliar per September 2010. ASBI
meraih laba bersih Rp3,777 miliar dari rugi Rp7,623 miliar pada tahun
sebelumnya.
Adapun peringkat
ke-5 ditempati oleh PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS). Harga saham
anak usaha Grup Humpuss di bidang transportasi (tanker) itu naik 24,22% jadi
Rp280 dari sebelumnya Rp225 per saham. Akan tetapi sepanjang 2012 harga HITS
masih lebih rendah 5,08% dari harga penutupan per 30 Desember 2011 sebesar
Rp295 per saham.
Kinerja fundamental
HITS lebih parah. Seperti tahun sebelumnya, dengan penjualan bersih Rp376,402
miliar (naik 1,35% dari tahun sebelumnya), HITS menanggung rugi kotor Rp7,136
miliar. Kerugian bersihnya melambung menjadi Rp112,360 miliar per September
2011 dari Rp47,610 miliar per September 2010. (baso amir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar