Jika ada pemilihan saham
terbaik di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan peningkatan harga saham, maka
juaranya adalah PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO). Pada periode 30 Desember
2011-31 Agustus 2012 harga saham emiten pertambangan batubara ini meningkat
943,10%, dari Rp580 menjadi Rp6.050 per saham.
Pertumbuhan harga saham
emiten yang sahamnya dicatatkan dan mulai diperdagangkan di BEI pada 9 Juli
2009 ini jauh meninggalkan 457 emiten lain di BEI. Di peringkat ke-2, misalnya,
PT J. Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) hanya mengalami peningkatan harga saham
700%. Sementara di peringkat ke-3, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) yang masuk
bursa pada 1 Februari 2012 tumbuh 297,54%.
Didirikan pada 2006,
GTBO memiliki konsesi pertambangan batubara seluas 710 hektar di Kabupaten
Bulungam, Kalimantan Timur. Cadangan batubara terbukti di kawasan tersebut
mencapai 95,41 juta ton. Hingga Juni 2012 GTBO telah menambang 2,54 juta batubara
di wilayah konsesi tersebut.
Emiten pertambangan yang
26,61% sahamnya dikuasai oleh PT Garda Minerals ini melakukan penawaran perdana
1,835 miliar saham Juli 2009. Dari penawaran umum perdana saham (PUPS) GTBO
meraih tambahan modal sekitar Rp211 miliar. Kini, selain dimiliki oleh
masyakarat investor sebesar 43,3%, Green River Pte. Ltd. Melalui Barclays Bank
juga menguasai 30% saham GTBO.
Kinerja fundamental GTBO
meningkat drastis pada 2012. Per Juni 2012 emiten beraset Rp1,45 triliun itu
membukukan penjualan Rp1,148 triliun, meningkat 3.069,95% dari Rp36,215 miliar
per Juni 2011. Menurut Narindar Kumar, Direktur GTBO, pada semester I 2012 GTBO
meraih kontrak penjualan batubara US$75 juta (sekitar Rp711,15 miliar) dari
agen pemasaran batubara di Timur Tengah. Selain itu, dari pasar ekspor lainnya
GTBO meraih penjualan Rp436,90 miliar. Penjualan semester I 2012 GTBO sudah
melampau penjualan tahun 2011 sebesar Rp319,70 miliar.
Dari penjualan sebesar
di atas, per Juni 2012 GTBO membukukan laba Rp939,81 miliar (Rp375,92 per
saham), tumbuh 7.294,25% jika dibandingkan dengan laba per Juni 2011 sebesar
Rp12,71 miliar (Rp5,08 per saham).
Walau sudah meningkat 943,10%,
harga saham GTBO tampaknya masih tetap akan naik pada hari-hari mendatang.
Hingga sesi pertama perdagangan saham Senin (10/9) harga GTBO ditutup pada
Rp6.600 per saham. Permintaan beli GTBO mencapai 699,5 ribu saham dengan harga
antara Rp5.550-6.550 per saham, sementara penawaran jual hanya 246,5 ribu saham
dengan harga antara Rp6.660-7.200 per saham.
Hanya saja, rasio harga
saham terhadap nilai buku per saham GTBO yang mencapai 13 kali memang jauh di
atas rata-rata BEI yang minggu lalu hanya sebesar 2,5 kali. Akan tetapi rasio
harga saham terhadap labanya (disetahunkan) sekitar 8,7 kali, masih di bawah
rata-rata BEI yang mencapai 13 kali. (baso amir)
GTBO itu sampah tipu2 gan.. mana ada pendapatan untuk bbrp thn kedepan dicatat ditahun ini..aneh..makanya gw heran tambang imut di pulau bunyu bisa menghasilkan pendapatan fantastis (gw pernah inspeksi ke tambang di pulau bunyu ini)..liat skrng di suspend tuh yg ketawa2 cuman bandar yg udh kabur duluan di harga 5000-8000..
BalasHapusGTBO from dust to dust from ash to asshole....wkwkwkwkw
Kemungkinan tipu-tipu bisa saja, apalagi kita tak bisa telusuri siapa yang memberi order jual atau beli saham GTBO kepada perusahaan sekuritas. BEI juga hanya melakukan suspen dan secara normatif mengajukan permintaan penjelasan atas peningkatan harga saham. Jawabannya, paling sering, "kami tidak ada informasi atas kenaikan harga yang signifikan tersebut!" Patokan saya semata kenaikan harga saham pada periode tertentu
Hapus