Harga
saham PT Centrin Online Tbk (CENT) benar-benar berkibar. Rabu (5/12), setelah
suspensinya dibuka oleh BEI, CENT ditutup naik 23,71% menjadi Rp600 dari Rp485
per saham pada saat disuspen. Kamis (6/12) harga CENT langsung “ngebut” begitu
perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimulai. Pada pukul 09:32 JATS,
atau dua menit setelah perdagangan berlangsung, harga CENT sudah mencapai Rp750
per saham, naik 25% dari penutupan sehari sebelumnya.
Kenaikan
25% itu berarti CENT telah menyentuh aturan auto rejection BEI untuk saham
dengan harga Rp200-5.000. Perdagangannya dihentikan pada pukul 09.48 waktu
JATS. Pada periode 21 November-6 Desember 2012 harga CENT, secara kumulatif,
telah meningkat 383,8%, dari Rp155 menjadi Rp750 per saham.
Kenaikan harga CENT sebesar 383,8% jelas tak didukung oleh kinerja fundamental. Akan tetapi, di BEI, hal
itu tak hanya terjadi pada CENT. Hal serupa, misalnya, terjadi pada PT J
Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) dan PT ICTSI Jasa
Prima Tbk (KARW). Harga saham kedua emiten yang bidang usaha utamanya telah
berubah itu masing-masing naik 1.066,6% dan 534,5% pada periode 30 Desember
2011 hingga 30 November 2012. KARW bahkan belum membukukan pendapatan sepeser
pun hingga Juni 2012.
Per
September 2012, dengan aset Rp113,9 miliar, CENT hanya membukukan pendapatan
usaha Rp41,03 miliar, turun sekitar 10% dari Rp45,71 miliar per September 2011.
Kontras dengan pendapatan, biaya usaha CENT, terutama beban umum dan
administrasi, justru meningkat. Akibatnya, jika per September 2011 emiten yang
masuk bursa pada 1 Nopember 2011 itu masih membukukan laba usaha Rp1,74 miliar,
per September 2012 rugi usaha Rp4,53 miliar.
Tahun
ini, seperti tergambar di laporan keuangan per September 2012, Centrin yang
sahamnya dicatatkan dan mulai diperdagangkan di BEI pada 1 November 2001 menderita
rugi bersih Rp2,29 miliar, meningkat kurang lebih 200% dari Rp735,15 juta pada
periode yang sama 2011.
Jadi,
mengapa harga CENT naik pesat? Tentu saja bukan karena faktor fundamental.
Sumber e-Bursa.com mengemukakan, ada rumor beredar Centrin akan dijadikan sarana ‘backdoor listing’ untuk sebuah
perusahaan pertambangan. “Makanya harga sahamnya dibikin bagus dulu supaya setelah
backdoor listing, harga saham pertambangan yang mengambil-alih CENT sudah
tinggi,” katanya.
Sumber itu lebih lanjut mengemukakan, setelah bidang
usaha berubah, langkah selanjutnya adalah menyelenggarakan penawaran umum
terbatas (PUT) saham untuk membiayai investasi dan operasional pertambangan
tersebut. Harga PUT-nya pun dapat ditetapkan lebih tinggi.
Tentu saja rumor seperti di atas tak akan
dikonfirmasi oleh manajemen CENT. Jika pun ditanya, seperti sering dilakukan
oleh BEI, maka jawaban standar akan keluar: manajemen tidak memiliki penjelasan
atas peningkatan harga tersebut dan seterusnya. Hal yang pasti, pada
perdagangan saham CENT Kamis pagi, seperti pada perdagangan Rabu, pialang jual
terbesar atas saham CENT adalah UOB Kay Hiam Securities sebesar 200 lot.
Sementara pembeli terbesar saham CENT diwakili oleh Millenium Danatama
Sekuritas, juga 200 lot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar