Selasa, 08 Januari 2013

Grup Lippo Kembali ke Arena Perbankan?



Sejumlah konglomerat kehilangan bank ketika Indonesia dilanda krisis keuangan pada 1997-1998. BCA lepas dari Liem Sioe Liong (Grup Salim), Eka Tipta Wijaya (Grup Sinar Mas) terpaksa melepas Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) dan Mochtar Riyadi (Grup Lippo) kehilangan Bank Lipppo.

Bank-bank di atas hingga kini masih beroperasi, tetapi pemiliknya sudah berganti. BCA dikuasai oleh Grup Jarum melalui Farindo Investment. BII kini dimiliki oleh Sorak Financial Holding Pte Ltd (54,33%) dan Mayban Outshore Corporate Services (42,96%). Adapun Bank Lippo dimerjer dengan Bank Niaga dan menjadi Bank CIMB Niaga yang 77,24% sahamnya dimiliki oleh CIMB Group Sdn Bhd dan Santubong Ventures Sdn Bhd., Malaysia.

Akan tetapi krisis keuangan yang menyebabkan sejumlah konglomerat kehilangan bank,  tampaknya tak membuat jera. Grup Sinar Mas yang didirikan oleh Eka Tjipta Wijaya telah kembali ke arena perbankan. Pada 2005, melalui PT Sinarmas Multiartha Tbk, Sinar Mas mengambil-alih PT Bank Shinta Indonesia, lalu mengubah namanya menjadi Bank Sinarmas pada 2006.  Pada 2010 Bank Sinarmas melakukan penawaran umum perdana saham (PUPS) dengan harga Rp150 per saham.

Kehadiran kembali keluarga Eka Tjipta Wijaya di sektor perbankan di Indonesia menjadi paripurna dengan pencatatan dan perdagangan perdana saham Bank Sinarmas (BSIM) di Bursa Efek Indonesia pada 13 Desember 2010. Hari ini, Selasa (8/1),  harga BSIM  tercatat Rp225 per saham. Ini berarti nilai kapitalisasi pasar bank beraset Rp16,31 triliun per 30 September 2012 itu sebesar Rp2,31 triliun.

Grup Lippo tampaknya akan melakukan langkah serupa. Seperti disebut e-Bursa.com,  PT Bank Nationalnobu (Bank Nobu) akan melakukan PUPS sekitar 40% sahamnya tahun ini. Manajemen bank ini telah mengadakan paparan singkat di hadapan manajemen BEI untuk memperoleh kontrak pendahuluan.

Apa kaitan Grup Lippo dengan Bank Nobu? Sebesar 71,43% saham Bank Nobu dimiliki oleh PT Kharisma Buana Nusantara. Sisanya, 28,57%, dimiliki oleh Nio Yantony. Kharisma Buana Nusantara ternyata 99,99% sahamnya dikuasai oleh Mochtar Riady, pendiri Grup Lippo, bankir yang dulu membesarkan Bank BCA dan membangun Bank Lippo menjadi salah satu bank papan atas Indonesia.  Kharisma mengambil alih bank ini dari PT Gunawan Sejahtera pada Oktober 2010 dengan nilai akusisi Rp60,484 miliar.

Bank Nobu memang masih relatif kecil. Total asetnya per September 2012 masih Rp803,55 miliar, naik 140,7%  dari Rp333,832 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun liabilitasnya naik dari Rp203,877 miliar menjadi Rp550,939 milar pada periode yang sama.

Per 30 September 2012, pendapatan bunga bersih Bank Nobu tercatat sebesar 14,849 miliar, meningkat 87,1% dari Rp7,936 miliar per September 2011. Adapun labanya,  tercatat Rp2,178 miliar, tumbuh 10,61% dibanding Rp1,969 miliar per 30 Semptember 2011. Dapatkah Bank Nobu menjadi salah satu (lagi) pembuktian kepiawaian Grup Lippo (dan keluarga Mochtar Riyadi) di arena perbankan Indonesia? Kita tunggu setelah Bank Nobu masuk bursa dan sahamnya mulai diperdagangkan di BEI. (ba)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar