Akhirnya saham penawaran ke-2 Bank BNI dilego Rp2.050 per saham. Pemerintah, seperti tergambar dari keterangan Menteri negara BUMN, Sofyan Djalil, cukup puas dengan hasil tersebut. Dari penjualan itu, katanya, akan diperoleh dana Rp8,1 triliun, sekitar Rp4,1 triliun masuk ke kas negara dan Rp4 triliun untuk memperkuat modal setor BNI.
Mengapa hanya Rp2.050 per saham? Mengapa saham BNI dijual di bawah harga pasar?
Pertanyaan di atas pantas kita ajukan. Soalnya, pada periode 2 Januari-31 Juli 2007, saham BNI diperdagangkan di BEJ dengan kisaran terendah Rp1.770 per unit pada 12 Januari dan tertinggi Rp2.900 per unit pada 25 Juli 2007. Bahkan, pada penutupan perdagangan Selasa (31/7) di BEJ, saham BNI ditutup pada Rp2.475 per unit.
Saham BNI ditawarkan Rp2.050-2.700 per saham pada penawaran kedua ini. Itu berarti saham tersebut dilepas pada harga terendah.
Menurut Presdir Bahana Securities, Ito Warsito, penetapan harga penawaran terendah sebagai jual itu karena mempertimbangkan keadaan pasar. ''Seperti yang kita prediksikan sebelumnya, pasar internasional turun sampai 6% minggu lalu,” katanya. Situasi ini mempengaruhi psikologis dari para investor asing dan domestik.
Selain itu, menurut Ito, penawaran ini merupakan yang terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia, Rp8 triliun lebih. Ito mengaku tidak mudah menjual IPO sebesar itu. Apalagi saat ini, banyak transaksi yang ditunda atau dibatalkan. ''Misalnya, Chrysler. Bahkan ada perusahaan di Jerman mengurangi harga,” katanya.
Boleh jadi, alasan yang dikemukakan oleh Ito benar. Akan tetapi hal itu tetap tidak menjawab pertanyaan, mengapa saham BNI dijual di bawah harga pasar?
Hemat kami, masalahnya sejak awal kita menawarkan BNI dengan harga terlalu rendah.. Jika Anda investor, ditawari membeli saham dengan harga kisaran Rp2.050-2.700 maka logis jika Anda memulai penawaran dari dasar, yaitu dari Rp2.050 per saham. Harga akan dinaikkan jika ternyata ada ”pesaing” yang juga menawar dengan harga lebih tinggi. Ini akan akan berbeda jika sejak semula ditawarkan dengan harga, misalnya, Rp2.350-2.700 per saham.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar