Sehari setelah Rachman Halim, Presiden Komisaris PT Gudang Garam Tbk meninggal dunia, harga saham pabrik rokok yang bermarkas di Kediri, Jawa Timur itu, naik pesat. Pada Senin (29/7), harga GGRM ditutup menguat 19,3%, dari Rp5.200 menjadi Rp6,200 per saham. Keesokan harinya, Selasa (29/7), GGRM meningkat lebih pesat lagi, yaitu 23,38% menjadi Rp7.650 per saham. Dua hari berturut-turut harga GGRM meningkat 47,11%.
Seorang investor perorangan mengemukakan, peningkatan harga saham Gudang Garam ini sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum Rachman Halim. “Saya tidak melihat alasan fundamental yang signifikan atas kenaikan tersebut,” katanya. Ia mengakui, volume perdagangan GGRM pada Senin dan Selasa memang naik jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. “Tetapi tetap tipis jika dibandingkan dengan saham publik Gudang Garam,” katanya.
Volume perdagangan GGRM pada Senin (28/7), menurut data StockWatch, mencapai 1,31 juta saham, naik 20,1% dari hari sebelumnya, 1,091 juta unit. Volume perdagangan GGRM meningkat menjadi 6,574 juta saham pada Selasa (29/7). Ini merupakan volume transaksi GGRM terbesar dalam dua tahun terakhir. Kendati begitu, investor tersebut mengemukakan, volume tersebut hanya 1,23% dari total saham publik Gudang Garam yang mencapai 536,436 juta saham. Menurut daata StockWatch, sekitar 72,12% saham Gudang Garam masih dikuasai oleh para pendiri perusahaan tersebut lewat PT Suryaduta Investama dan PT Suryamitra Kusuma.
Pernyataan investor perorangan di atas ada benarnya. Pada perdagangan saham di BEI Kamis (31/7), harga GGRM ditutup turun 13,1% menjadi Rp6.650 dari harga penutupan per 29 Juli 2008 sebesar Rp7.650 per saham.
Kinerja fundamental Gudang Garam pada semester I 2008, berdasarkan laporan keuangan per Juni 2008 yang dipublikasikan Kamis (31/7), lebih baik jika dibandingkan dengan pabrik rokok lainnya. Jika laba bersih per Juni 2008 HM Sampoerna merosot sekitar 5%, maka laba Gudang Garam meningkat 25,4%, dari Rp710,565 miliar (Rp369 per saham) menjadi Rp891,358 miliar (Rp463 per saham).
Pada semester I 2008, Gudang Garam dengan aset Rp24,904 triliun dan merupakan pabrik rokok dengan karyawan terbesar di Indonesia, membukukan penjualan Rp15,056 triliun. Penjualan ini meningkat 12,19% jika dibandingkan dengan penjualan per Juni 2007 sebesar Rp13,420 triliun.
Peningkatan biaya cukai rokok tampaknya tidak berpengaruh negatif terhadap kinerja operasional Gudang Garam. Selain berhasil menaikkan penjualan, marjin laba operasi Gudang Garam juga meningkat menjadi 10,14% per Juni 2008 dari 9,31% per Juni 2007. Pertumbuhan beban penjualan GGRM pada periode Januari-Juni 2008 dapat diimbangi penurunan beban operasional dari Rp1,236 triliun menjadi Rp900,14 miliar.
Dengan asumsi kinerja Gudang Garam pada semester II 2008 sama dengan semester I, maka laba bersih GGRM pada 2008 diperkirakan mencapai Rp926 per saham. Pada harga Rp6.650 per unit, maka rasio harga saham terhadap laba bersih (price to earning artio) GGRM sekitar 7,1 kali. Ini lebih rendah dari PER HM Sampoerna yang mencapai 12,27 kali. (Baso Amir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar