Peristiwa datang silih berganti. Ada yang lewat begitu saja, tetapi ada pula yang mengusik pikiran. Artikel-artikel di sini adalah sikap saya terhadap berbagai peristiwa dan kejadian tersebut
Kamis, 13 Agustus 2009
Penurunan Suku Bunga, Mengapa Tunggu Dipaksa Pemerintah?
”Proses penurunan bunga kredit perbankan tidak lagi bisa diserahkan kepada mekanisme pasar karena terbukti prosesnya berjalan amat lambat sehingga merugikan perekonomian nasional. Penurunan bunga kredit perbankan sudah saatnya dipaksa oleh pemerintah dan Bank Indonesia.”
Jika pernyataan di atas – lihat Kompas -- dikemukakan oleh pengurus Kadin atau HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) atau asosiasi penguasa lainnya, saya bisa mengerti. Akan tetapi pernyataan itu ternyata datang dari Agus Martowardojo, Direktur Utama Bank Mandiri, bank beraset terbesar di Indonesia yang juga sebagai Ketua Ikatan Bankir Indonesia.
Jika Agus menyadari bahwa bunga kredit yang tinggi merugikan perekonomian nasional kita, mengapa tidak mulai beraksi dengan menurunkan suku bunga kredit Bank Mandiri? Saya yakin, jika dipelopori Mandiri, maka bank lain akan ikut. Mengapa harus tunggu ”dipaksa” oleh pemerintah dan Bank Indonesia? Atau, jangan-jangan, para bankir mau lempar batu sembunyi tangan!
Jika ada peraturan pemerintah plus BI yang memaksa bank menurunkan suku bunga kredit, lalu terjadi apa-apa (misalnya kredit macet meningkat atau dana pihak ke-3 anjlok), maka para bankir bisa menudingkan telunjuk ke pemerintah dan BI sebagai kambing hitam?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar