Kamis, 13 Desember 2007

Harga Perdana Tambangraya Mahal

Saham PT Indo Tambangraya Megah ditawarkan di pasar perdana Rp14.000 per unit. Layakkah saham perusahaan pertambangan batubara dengan total aset US$535,8 juta (sekitar Rp 5 triliun itu) dibeli sebesar itu?

Per September 2007 Tambangraya telah membukukan penjualan US$555,9 juta, naik 11,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$497,7 juta. Dari penjualan sebesar itu, Tambangraya membukukan laba bersih US$0,04525 atau Rp418 per saham. Jika disetahunkan maka laba bersih Tambangraya sekitar Rp745 per saham.

Dengan harga penawaran Rp14.000 per saham, maka rasio harga perdana terhadap laba bersih (price to earning ratio/PER) Tambangraya adalah 25,1 kali. Ini lebih tinggi dari rata-rata PER sektor pertambangan batubara di BEI yang hanya 20,1 kali. PER Tambangraya bahkan jauh di atas PER rata-rata saham di BEI yang masih 16,28 kali.

Nilai buku per saham Tambangraya adalah US$0,137 atau sekitar Rp1.266,27 per saham. Itu berarti rasio harga perdana terhadap nilai buku per saham perusahaan tersebut mencapai 11,05 kali. Seperti halnya PER, rasio harga terhadap nilai buku Tambangraya di atas rata-rata sektor tambang batubara yang masih 8.17 kali. Sementara rasio harga terhadap nilai buku rata-rata di BEI adalah 3,53 kali.

Jika dibandingkan dengan emiten lain di BEJ, maka hanya PER PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) yang lebih tinggi dari PER perdana Tambangraya. PER BUMN pertambangan itu sekitar 39,34 kali, sementara rasio harga saham terhadap nilai buku per sahamnya (price to book value/PBV) adalah 10,7 kali.

Adapun PER emiten tambang batubara lainnya lebih rendah. PER PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang harga sahamnya telah naik 417% pada periode 2 Januari-11 Desember 2007, masih 11,46 kali, sementara PBV-nya mencapai 15,2 kali.

Demikian pula halnya dengan PER PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) yang sahamnya mulai diperdagangkan di BEI pada 8 Juni 2007 masih 9,5 kali, sementara PBV-nya 2,33 kali. Saham perusahaan pertambangan yang didirikan pada 1983 itu pada Rabu (12/13) telah mencapai Rp750 per unit, naik 87,5% dari harga perdana Rp400 per saham.

Dengan berbagai perbandingan di atas, maka harga perdana Tambangraya seyogyanya hanya Rp7.500 per saham. Dengan demikian ada ruang bagi investor perdana untuk mendapatkan capital gain di pasar sekunder ketika saham tersebut dicatatkan dan mulai diperdagangkan di BEI (Baso Amir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar